Selasa, 23 Juli 2013

kue untuk sang nona



Senja yang sejuk. Aku berpakaian rapih dengan stelan kemeja putih bergaris-garis hitam dengan menggulung lengan baju, memakai celana jeans yang masih bersih, dan mengikat rambut panjangku. kemudian menghampiri pria bercelemek di dapur rumah. Nama pria itu Rama, Paman terbaikku. “hati-hati dan jangan sampai rusak, wanita selalu tidak menyukai pemberian yang berantakan.” Ucapnya tersenyum.
“tentu Paman.”  Aku mengambil bingkisan cantik itu dari tanganya. Bingkisan berisi kue-kue manis buatan Paman sendiri untuk wanita pujaanya.
Aku pergi ke sebuah rumah yang sudah Paman tunjukan lewat secarik kertas berisi alamat. Paman bilang, ia sering mengirimkan kue dan wanita itu selalu menyukai kue-kue manisnya terutama saat peringatan hari-hari besar. “Tiara House”, ucap diriku sendiri membaca tulisan di depan rumah tersebut.
Aku menekan bel, sekali, dua kali, tiga kali. Tidak ada yang membukakan pintu. Hingga bel keempat barulah seorang anak kecil membuka pintu.
“halo cantik, apa Tiara ada dirumah? Aku membawakan bingkisan, dari Paman Rama.” ucapku ramah. Anak itu hanya diam menatapku. Aku kembali bertanya dengan lembut namun anak itu tetap diam.
“apa kau mencari Tiara?” Tanya seseorang dari samping rumah. Aku mengangguk.
“ia sedang tidak ada, 2 hari yang lalu ia dirawat di rumah sakit untuk operasi angkat lemak, dan minggu depan ia akan menikah dengan seorang Dokter.”
Duhai Paman, betapa wanita ingin terlihat seksi, dan sepertinya kau tidak akan bisa memberi cinta yang manis untuk Nona Cantik lewat bingkisan kue-kue mu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar