hari ini tepat 7 hari sudah kakek wafat. beliau wafat di
RS.Fatmawati karena sakit jantung dan paru-paru serta maag yang sudah kronis.
sebelumnya kakek memang pernah di rawat selama 2 minggu
saat ramadhan lalu, terus berobat jalan dengan chek-up setiap seminggu sekali
di RS.Fatmawati. namun saat ica kuliah di UIN Jakarta, kakek di rawat lagi dan
sempet Ica pulang kuliah kesana dan bergiliran jagain kakek.
setelah itu kakek berobat jalan lagi.
meskipun sakit, kakek masih tetap bijak dengan semua
perhatiannya. selalu nanya "gimana kuliahnya?". dan masih cium pipi
ica kalau ketemu.
7 hari yang lalu tepat nya 14 November 2011.
Mamah pulang ngajar dan bilang kakek di bawa ke rumah sakit
lagi, papah mamah langsung ke rumah sakit dan gue di rumah sama kakak dan adik
gue. dan pukul 5 sore papah ngasih kabar kalau kakek meninggal.
kaget, yah kaget bukan main.
sedih, pasti... karena gue belum ketemu kakek lagi dan
sekarang? yaaahhh rasanya nyesek bgt.
malem harinya gue sampe di rumah kakek yang ada di bogor,
jenazah sebelumnya udah sampe duluan, sampe disana, banyak orang yang sedang
mengaji dan salah satunya adalah mamah. ya Allah, rasanya gakuat liat mamah
sesedih itu, baru dateng gue langsung ambil wudu dan nyamperin mamah, meluk
mamah yang nangis dan mencoba membuat dia tegar. setelah itu gue ngaji di
samping jenazah kakek :'(
setelah hari itu, gue dan papah pulang kerumah sedang mamah
masih dirumah kakek.
sewaktu di mobil, banyak hal baru gue ketahui tentang orang
tua gue.
hal-hal yang membuat gue berfikir, bersyukur sampe
beristigfar.
disini, gue akan berbagi dengan kalian tentang cerita
orangtua gue yang semoga bermamfaat dan bisa jadi panutan atau lonjakan untuk
generasi muda seperti kita. Amin.
semua berawal saat mamah masih kecil, saat itu kakek yang
sudah berpisah sama oma (ibunya mamah)dan menikah lagi sama umi (ibu ke dua
mamah). saat itu mamah dan adik nya yang masih kecil, namanya Dewi dan gue
manggilnya tante Dewi.
mamah dan tante dewi tinggal sama kakek sama umi, beberapa
kali oma mencoba untuk membawa mamah atau tante dewi namun kakek melarangnya.
yah mungkin ada beberapa hal yang membuat kakek gak bisa melakukan hal
tersebut, bukan karena kakek egois, namun kakek tau apa yang terbaik untuk
anak-anaknya.
sampai suatu ketika mamah pernah mau di culik sewaktu
pulang sekolah sama keluarga oma namun alhamdulillah kakek jadi pahlawanya :)
akhirnya, oma pergi ke jakarta yaitu bersama keluarganya
disana dan kembali kepada keyakinanya yaitu kristen. keluarga oma ini beragam,
ada kristen adven, ada juga kristen propestan. sedang oma sendiri memang sejak
kecil memeluk kristen dan sempat mualaf saat menikah dengan kakek.
setelah itu mamah tidak pernah bertemu sama oma sampai
mamah remaja dan memiliki 4 orang adik dari umi, sedang tante dewi wafat.
mamah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik,
berkulit putih, wajahnya lebih seperti oma yang asli manado, rambut mamah
panjang hitam dan tebal sampai pinggul, pipinya berbentuk dan banyak sekali
yang menyukai mamah.
namun kakek yang seorang guru, lalu sempat menjadi kepala
sekolah dan menyukai sepak bola sampai menjadi wasit pertandingan di daerahnya
sangat tegas. termasuk dengan anak-anaknya.
mamah sangat dilarang dekat dengan laki-laki, pernah mamah
bercerita setiap teman laki-laki ada yang datang kerumah kakek pasti
memarah-marahinya dan tak jarang mengusir orang itu. mamah sangat patuh dengan
kakek dan tidak pernah berani membantah kakek. oleh sebab itu mamah sangat
takut apabila ada teman laki-laki yang datang kerumah meskipun hanya sebatas
teman.
suatu ketika mamah pun pernah disuruh masuk kedalam kamar
oleh kakek karena ada teman laki-lakinya yang datang, dan tak pernah ada orang
yang berani mendekati mamah karena kakek.
sampai saat dewasa, mamah sekolah di Sekolah Pendidikan
Guru di sawangan dan disinilah bertemu papah. papah yang ganteng hehee, tinggi
dan saat itu masih belum gemuk seperti sekarang hehe membuat mamah pun
menyukainya.
awalnya mamah tidak suka, tapi papah yang maju terus
pantang mudur terus berusaha mencuri hati bunga Dahlia ini.
sampai suatu ketika papah datang ke rumah kakek, dengan
motor honda yang pertama yaitu astrea.
entah jurus apa, entah jimat apa, entah pakai apa, kakek
yang segalak itu, setegas dan semenakutkan itu, menjadi baik dan welcome sama
papah.
papah sendiri sampai bingung kenapa dan membuat teman
lelaki mamah yang lain kesal bukan main.
sampai akhirnya papah mamah pacaran dari SMA dan menikah,
usia mamah dan papah hanya berbeda 1 tahun.
setelah menikah, mamah tidak pernah di ijin kan untuk
bertemu dengan oma oleh kakek, kakek pun tidak memberi tau mamah dimana oma.
sampai saat sudah memiliki 3 orang anak yaitu teh Dinda,
teh Nia, dan gue si bungsu Ica. kakek baru menyadari bahwa mamah pun memiliki
hak untuk mengetahui ibu kandung nya
kakek berbicara kepada papah dan mamah, memberi taukan
alamat oma yang berada di jakarta, mamah sendiri sebenarnya sudah sangat lupa
dengan wajah oma, bagaimana tidak? oma pergi saat mamah masih balita.
mamah mengirimkan surat ke alamat yang diberikan kakek,
beberapa hari kemudian ada balasan, betapa senangnya hati mamah, namun
sayangnya, surat itu bukan dari oma melainkan dari keluarga oma, mereka bilang
bahwa oma sudah beberapa tahun tidak pulang dan ia kembali ke Manado. merekapun
memberikan alamat oma.
mamah pun mengirimkan surat ke alamat yang dituju dengan
Giro yang saat itu masih seharga 1500 untuk surat tercepat.
di surat itu mamah menuliskan bahwa ia adalah anak pertama
oma yang oma tinggalkan saat ia masih kecil, mamah menuliskan bahwa mamah
sangat merindukan oma yang sama sekali tidak ia kenali lagi wajahnya dan
berharap oma masih mengingatnya.
beberapa hari kemudian oma membalas surat mamah.
mamah sangat bahagia membacanya sampai ia meneteskan air
mata harunya, maka setelah itu mereka berkiriman surat, berkiriman foto-foto,
dari foto saat mamah menikan, foto anak-anak mamah dan keadaan mamah sekarang.
sampai suatu hari saat idul Fitri, sepulang halal bihalal
keluarga besar, papah dan mamah di kejutkan oleh seorang tamu perempuan yang
tidak mereka kenali sedang duduk di depan rumah, ternyata itu oma !
ya, oma yang datang dengan menabung terlebih dahulu untuk
sampai di tanah jawa ini.
mamah sangat terharu dan menangis bahagia, akhirnya mamah
bertemu dengan ibu kandungnya yang sangat ia rindukan.
setelah itu, oma sempat tinggal beberapa bulan di rumah
papah mamah. oma pun mengajak papah, mamah, kakak gue dan gue ke rumah
keluarganya di jakarta. saat kerumah keluarga nya dan dipersilahkan untuk
makan, gue yang masih kecil nan polos #hahaaseeekpolos terheran-heran karena
yang di meja makan semuanya sayuran dan buah.
"ih, kok ga ada daging? mamah ica mau ayamm makan
nyaaaa."
mereka semua tertawa, dan mamah bilang disini gak ada
daging.
yah itu karena keluarga oma disini memeluk agama kristen
Alven yang sangat menghormati mahluk yang bernyawa, itu sebabnya mereka hanya
memakan sayur dan buah-buahan tanpa makanan hewani.
setelah itu, kakek sempat mengetahui oma ada di rumah,
kakek agak kesal dan sebenarnya tidak setuju oma berada di rumah.
sampai suatu ketika oma pulang ke manado.
setelah itu, oma memang masih suka mengirim surat dan
mengirim makanan khas manado. namun setela itu surat-menyuratpun terputus entah
mengapa.
sampai mamah memiliki anak lelaki yaitu fadel dan gue gak
jadi si bungsu lagi, huh !
saat kakek mulai sakit-sakitan karena penyakit jantung dan
paru-paru nya, mamah sebagai anak pertama sangat bertanggung jawab dan dapat
mengayomi keluarga nya. sampai kakek wafat, mamah masih cukup tegar dan kuat
menghadapi ini semua.
namun, apa yang kini ada di benak seorang mamah?
gue gak pernah tau. pasti, mamah sangat ingin bertemu
dengan oma lagi di hari tuanya oma, mamah sangat menyayangi umi, namun pasti
mamah pun ingin bertemu dengan oma.
sampai saat ini, kita semua gak pernah tau dimana oma, dan
bagaimana kabarnya.
di manado? tapi manado itu jauh, luas..... atau masih di
jakarta kah?
banyak hal yang masih gue belum tau dengan baik tentang
cerita orang tua-orang tua gue.
yah,
mamah..
gue gak pernah tau serindu apa dia sama kakek dan oma...
gue gak pernah tau seperti apa rasa pedih yang ia rasakan
saat harus kehilangan kakek dan oma.
gue gak pernah tau dan sulit untuk tau.
namun mamah dan gue bersyukur, karena kakek sudah mendidik
mamah sedemikian. sehingga mamah menjadi wanita yang kuat, terjaga, dan
sekarang....
mamah papah mendidik gue seperti itu, yahhh tapi gue harus
lebih bisa bersyukur karena mereka masih membolehkan gue berteman dengan siapa
saja, laki-laki atau perempuan.
meskipun mereka sampai saat ini masih sulit memberikan gue
ijin untuk pergi main-main layaknya anak muda jaman sekarang, tapi gue gak
merasa terbebani.
yah meskipun kadang kesel dan iri juga sih sama
temen-temen, tapi gue percaya mereka melakukan yang terbaik untuk gue.
sedang banyak orang-orang yang bialng "lo kan udah
dewasa ca, udah bisa jaga diri."
namun menerut gue "mau anak masih kecil atau dewasa,
orang tua tetaplah orang tua yang tidak pernah melepaskan perhatian ke
anak-anaknya."
yahh, inilah cara mereka menjaga gue, setiap orang tua
pasti berbeda-beda dalam menjaga dan mendidik anaknya.
tetapi semua orang berhak atas dirinya.
jadi semua tergantung dengan gue, kalian dan orang tua kita
menyIkapinya.
apapun itu, orang tua adalah orang yang pertama sakit
ketika kita sakit. mereka orang yang siap mati ketika kita berhadapan dengan
maut.
bagaimanapun pandangan mereka, sebagai anak kita harus
menghormatinya.
semoga cerita ini bisa menginspirasi kita semua...
dan semoga kakek bahagia bersama orang-rang yang beriman di
sisi Allah, Amin ya Rabb...